5 Skill Anti Ketinggalan Zaman yang Dibutuhkan Mahasiswa untuk Menjadi Profesional Public Relations

Pernah merasa tetap berada di pekerjaan yang sama, tapi tiba-tiba saja tuntutannya berubah? Ternyata itu bukan cuma perasaan, memang begitu kenyataannya. Menurut penelitian LinkedIn yang dibagikan Ty Heath dalam Konferensi Masa Depan Komunikasi, skill yang kita butuhkan sekarang berubah jauh lebih cepat dari yang kita kira

Sejak 2015, seperempat keterampilan penting dalam pekerjaan sudah berubah. Dan lebih mengejutkannya lagi: pada 2023, hampir 80% keterampilan dalam peran yang sama sudah berkembang. Jadi, meskipun kita bekerja di posisi yang sama, pengetahuan hari ini bisa saja tidak relevan besok.

Untuk para komunikator, ini berarti cara-cara lama tidak lagi cukup. Dulu, dunia komunikasi terasa lebih pasti kita tahu apa yang harus dilakukan. Sekarang, semuanya bergerak cepat dan penuh ketidakpastian. Tapi Heath mengingatkan, perubahan ini bukan ancaman. Justru peluang.

Hari ini, “keterampilan adalah mata uang.” Bukan soal siapa yang paling banyak tahu, tapi siapa yang paling mau belajar, beradaptasi, dan berkembang. AI mungkin bisa menghasilkan konten, tapi manusialah yang memutuskan maknanya. Kompleksitas, konteks, nilai, dan arah itu tetap dalam ranah manusia.

Untuk tetap relevan, Heath menyarankan beberapa langkah sederhana tapi powerful:

1. Cek skill kamu secara rutin.
Lihat tugas mana yang bisa didelegasikan ke AI, dan mana yang butuh sentuhan manusia. Kalau ternyata tugasmu banyak yang repetitif, itu sinyal kamu perlu upgrade skill. Fokus pada hal yang membuatmu manusia: kreativitas, intuisi, etika, dan storytelling

2. Rajin belajar hal baru.
Jangan tunggu perubahan memaksa kamu. Pelajari teknologi baru, platform baru, dan cara kerja baru, terutama yang berkaitan dengan AI dan analitik. Nilai terbesar muncul ketika kemampuan mesin dipadukan dengan penilaian manusia.

3. Belajar berpikir probabilistik
Dunia sekarang terlalu cepat berubah untuk rencana yang kaku. Lebih baik siapkan banyak skenario dan fleksibel saat kondisi bergeser. Peranmu mungkin akan berubah juga dan itu wajar.

4. Bangun kepercayaan dan hubungan.
Teknologi boleh berubah, tapi manusia tetap mencari seseorang yang bisa mereka percaya. Komunikator yang bisa membangun koneksi dan menjadi rujukan akan selalu dibutuhkan.

5. Jadilah “arsitek makna.”
Di tengah lautan konten, tugas komunikator adalah memfilter, memberi konteks, dan mengarahkan perhatian publik ke hal yang tepat. AI bisa cepat, tapi tidak bisa mengambil keputusan strategis seperti manusia.

Pada akhirnya, kata Heath, kalau kita ingin tahu masa depan, kita harus ikut menciptakannya. Tentukan siapa kamu ingin menjadi, investasikan waktu untuk skill yang penting, dan kerjakan tugasmu dengan makna. Karena satu hal yang pasti: perubahan tidak akan berhenti. Yang bisa kita lakukan adalah tumbuh bersamanya.

Heath menegaskan bahwa cara terbaik untuk mengetahui masa depan adalah dengan ikut membangunnya sendiri. Ia mendorong kita untuk menentukan seperti apa pribadi dan profesional yang ingin kita jadi ke depannya. Setelah itu, fokuslah pada keterampilan yang benar-benar penting dan jalankan pekerjaan kita dengan arah, nilai, dan tujuan yang jelas. Dengan begitu, kita bisa tetap bertahan dan relevan, bahkan ketika dunia terus berubah tanpa henti.

Penulis: Muhammad Zinedine Zidane
Mahasiswa Digital Public Relations (Kelas 49-04)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Secret Link