Buku berjudul Crisis Public Relations ditulis Frisan Nova, Dian Agustine Nuriman dan Mohammad Akbar dirilis secara online, Kamis (10/12/2020). Mereka berbagi ilmu ke mahasiswa dan dosen public relations dalam diskusi virtual yang digelar Kamis (25/2/2021).

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA – Aktifitas public relations tak hanya sekadar diukur dengan pendekatan PR value atau citra dan reputasi yang baik.

Public relations harus dapat memastikan perusahaan yang dijaganya itu berkelanjutan dalam jangka waktu panjang.

Dalam krisis juga diperlukan kemampuan untuk membangun relasi secara personal dengan jurnalis dan pekerja media.

Diskusi bedah buku Public Relations Crisis gelaran Fakultas Komunikasi dan Bisnis Telkom University bekerjasama Nexus Risk Mitigation and Strategic Communication digelar virtual dan diikuti lebih dari 230 mahasiswa dan dosen, Kamis (25/2/2021). (istimewa)

Alasannya, media berperan penting dalam memengaruhi opini dan persepsi publik yang dapat berdampak pada citra dan reputasi.

Hal itu tertuang saat diskusi bedah buku Public Relations Crisis gelaran Fakultas Komunikasi dan Bisnis Telkom University bekerjasama Nexus Risk Mitigation & Strategic Communication.

Kegiatan yang diikuti lebih dari 230 mahasiswa dan dosen ini digelar virtual, Kamis (25/2/2021).

Dalam diskusi ini menghadirkan tiga penulis buku PR Crisis, yakni Dr Firsan Nova, Dian Agustine Nuriman, dan Mohammad Akbar.

“Public Relations itu more than PR value, citra, reputasi, tetapi harus sustain,” kata Firsan Nova, CEO Nexus Ris Mitigation & Strategic Communication.

“Buat apa reputasi bagus tetapi perusahannya collapse. Untuk itu PR berperan penting agar perusahaan mampu sustain secara baik,” lanjut Firsan Nova.

Diskusi bedah buku Public Relations Crisis gelaran Fakultas Komunikasi dan Bisnis Telkom University bekerjasama Nexus Risk Mitigation and Strategic Communication digelar virtual dan diikuti lebih dari 230 mahasiswa dan dosen, Kamis (25/2/2021). (istimewa)

Di Nexus, lanjutnya, pihaknya sepakat dalam menilai sebuah krisis berdasarkan dampak yang dimunculkan.

Krisis adalah peristiwa yang membahayakan atau mengancam citra, reputasi dan stabilitas perusahaan.

Firsan Nova menyatakan, tidak semua isu dapat dikatakan sebagai krisis.

“Krisis itu bisa diukur melalui dampak yang dihasilkan melalui citra, reputasi, dan stabilitas finansial,” jelasnya.

Dian Agustine Nuriman menyampaikan, perlunya skema dan panduan matang untuk membangun citra dan reputasi sebuah perusahaan.

Buku berjudul Crisis Public Relations ditulis Frisan Nova, Dian Agustine Nuriman dan Mohammad Akbar dirilis secara online, Kamis (10/12/2020). (istimewa)

Disinilah menjadi penting untuk memiliki penilaian matang dalam menyusun strategi public relations, termasuk memilih brand ambassador perusahaan atau brand.

“Saat memilih brand ambassador bagi perusahaan atau brand, jangan sampai figur publik yang dipilih merugikan citra perusahaan suatu saat nanti,” kata Dian Agustine.

Jangan Jauhi Media

Berkaitan dengan media, Mohammad Akbar mengingatkan, ketika mengalami krisis agar tidak pernah menjauhi media.

Untuk menghadapi media, kata Mohammad Akbar, harus dengan pendekatan baik, bahkan personal untuk membangun relasi secara baik dan kuat.

Mengutip musisi Jim Morrison, Mohammad Akbar mengatakan, siapa yang mampu mengontrol media, maka dia akan mampu mengontrol pikiran publik.

“Disinilah menjadi penting peran media,” kata Mohammad Akbar.

“Media mampu memengaruhi opini dan persepi publik. Maka jangan pernah menjauhi media. Kelola relasi yang baik dengan rekan-rekan media,” lanjutnya.

Untuk membangun pendekatan personal, Mohammad Akbar menyarankan, salah satunya adalah mengajak duduk bareng dan minum kopi bersama.

“Itu modal baik bagi PR ketika menghadapi isu ataupun krisis,” kata pria yang juga bekerja sebagai jurnalis di Republika ini.

Di acara bedah buku ini, hadir juga Dekan Fakultas Komunikasi dan Bisnis Telkom University Ade Irma Susanty PhD.

Dalam sambutannya, Ade Irma Susanty berterima-kasih dan mengapresiasi kegiatan sharing praktisi PR ke mahasiswa dan dosen.

“Ini bermanfaat buat mahasiswa dan dosen yang mengambil konsentrasi terhadap ilmu public relations,” kata Ade Irma Susanty.

Telkom University juga memberikan sejumlah hadiah ke mahasiswa yang aktif bertanya di acara tersebut, seperti e-money dan buku PR Crisis ekslulsif dan gratis.

 

Penulis: Irwan Wahyu Kintoko
Editor: Irwan Wahyu Kintoko

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *